Pertemuan Pertama Dengan Orang Yali Dipegunungan Papua
Pertemuan
pertama antara misionaris dan orang Yali terjadi secara dinamis. Para
misionaris ini pun tidak tahu apakah mereka akan diperlakukan sebagai teman
atau musuh. Di depan mereka ada tatanan pertempuran lebih dari seratus
prajurit. Diam-diam, tidak bergerak dan dengan wajah kaku, busur dan panah
di tangan.
Zollner bersama dokter W. H Vriend bersama
rombongan menghampiri mereka, mengulurkan tangan kepada mereka dan berteriak,
"Nori, nori - saudara-saudaraku, saudara-saudaraku." Situasi kemudian menjadi melebur dan akrab yang disambut oleh orang Yali menjawab salam ini dengan kata-kata yang sama, tidak diketahui orang
Eropa.
Di daerah pegunungan yang dikelilingi dengan pegunungan yang menjulang tinggi, orang-orang Yali hidup dalam keterisolasian, terbiasa dengan tradisi makan
daging manusia. Benang merah yang menyedihkan dalam buku ini adalah aksi
balas dendam terus menerus diantara orang Yali. Aksi balas dendam pun
terjadi sekali lagi, dan spiral kekerasan dipertahankan.
Butuh
waktu sampai tahun 1968 sebelum pertumpahan darah berakhir. Setelah semua
pembunuhan dan berkabungan untuk korban tewas, 600 sampai 700 orang datang ke
ibadah hari Minggu di Angguruk tahun itu. Zöllner: "Orang-orang
menyadari bahwa hukum pembalasan dendam menghancurkan hidup mereka. Mereka
mendambakan kedamaian dan mencari jalan ke sana. "
Kepercayaan
para misionaris secara teratur diuji. Pada tahun 1968, misalnya,
pembunuhan misionaris Amerika Stan Dale dan Phil Masters di Lembah Seng, karena
penduduk khawatir bahwa kedua misionaris tersebut akan menyerang tempat-tempat
suci mereka. Pemusnahan benda-benda suci, dalam bentuk jaring yang
disimpan di rumah orang suci, akan menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan,
dikhawatirkan: gempa bumi, ladang tandus, kelaparan dan penyakit.
Meskipun begitu,
kekristenan semakin banyak masuk ke wilayah pegunungan Yali. Salah satu pembaptis
pertama adalah kepala suku Angguruk Kolubag Pahabol bersama 60 orang lainnya
dia dibaptis pada tahun 1972 di kotamadya Angguruk. "Fitur wajahnya
yang khas memberi kesaksian akan kehidupan spiritual yang meriah," kata
Zöllner.![]() |
Foto : Pionieren Onder De Yali's |
![]() |
Foto : Pionieren Onder De Yali's |
![]() |
Foto : Pionieren Onder De Yali's |
![]() |
Foto : Pionieren Onder De Yali's |
![]() |
Foto : Pionieren Onder De Yali's |
![]() |
Foto : Pionieren Onder De Yali's |
0 Response to "Dunia Yang Terlupakan"
Post a Comment