INDONESIA IBARAT KAPAL TUA

INDONESIA IBARAT KAPAL TUA

Abdur Arsyad @ Profil and fun portrait by Beehavestudio
***
Jaya Indonesia.
Indonesia ibarat kapal tua yang berlayar tak tahu arah.
Arahnya ada,
Hanya nahkoda kita yang tidak bisa membaca.


Mungkin dia bisa membaca,
Tetapi tertutup hasrat membabi buta.
Hasrat hidup di keluarga, saudara, kolega dan mungkin istri muda.


Indonesia itu memang seperti kapal tua.
Dengan penumpang berbagai rupa.
Ada dari Sumatera, Jawa, Madura, Sumbawa hingga Papua.
Bersatu dalam Nusantara.


Tujuh kali sudah kita ganti nahkoda
Tetapi masih jauh dari kata sejahtera.
Dari teriakan kata merdeka hingga saat ini.


Nahkoda Pertama,
Sang proklamator bersama bung Hatta
Membangun dengan semangat Pancasila.
Dan terkenal di kalangan wanita.
Ia pernah berkata : “Mampu guncangkan dunia dengan 10 orang pemuda”.


Nahkoda Ke – Dua,
Sang Jenderal yang berkuasa selama 32 tahun,
Datang dengan program bernama “PELITA”
Dan dikenal sebagai bapak pembangunan.
Penumpang bersuara, berakhir di penjara atau hilang di lautan tanpa berita.


Nahkoda Ke – Tiga,
Sang wakil yang naik tahta.
Mewarisi pecah belahnya masa orde baru.
Belum sempat menjelajahi samudera, ia terhenti di tahun pertama.
Dibanggakan di Eropa, dipermainkan di Indonesia.


Nahkoda Ke – Empat,
Sang Kiai dengan hati terbuka.
Ia terhenti dalam sidang istimewa.
Ketika tokoh – tokoh reformasi berebut istana.


Nahkoda Ke – Lima,
Nahkoda pertama seorang wanita.
Dari tangan ibunya, bendera pusaka tercipta.
Kata bapaknya, “Berikan aku 10 pemuda untuk guncangkan dunia”.
Tapi apa daya
Itu diluar kemampuan ibu beranak tiga itu.


Nahkoda Ke – Enam,
Dua pemilu mengungguli suara,
Dua kali disumpah atas nama Garuda
Tapi itu hanya awal cerita.
Cerita panjangnya terpampang di banyak media,
Lapindo, Munir, Century, dan Hambalang. Kami menolak Lupa.!


Nahkoda Ke – Tujuh.
Sang Presiden ‘Rakyat’
Ia begitu merakyat dan dikenal di kalangan rakyat kecil.



Kini 2019 telah tiba,
Saatnya kita kembali memilih nahkoda.


Pastikan memilih dia yang mengerti Bhinneka Tunggal Ika
Bukan Boneka milik Amerika.
Pastikan memilih dia yang mengerti suara kita,
Suara kalau Indonesia bisa.

***

Abdur Arsyad - Komika, Finalis SUCI 4, asal Flores - NTT